tugas fisika komputasi



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seiring pesatnya perkembangan teknologi dan kemajuan zaman, maka diperlukan suatu produk dengan ketelitian dan akurasi tinggi, dan waktu pengerjaan yang singkat. Begitu juga dengan permasalahan dalam bidang ilmu pengetahuan fisika murni maupun terapan. Dalam suatu perhitungan dengan data numeric membutuhkan ketelitian dan akurasi yang cukup baik.
            Pada saat teknologi informasi belum maju pesat, para praktisi dan professional di bidang rekayasateknnik dan sains menganalis dengan perhitungan manual. Simplifikasi digunakan dimana struktur yang sangat kompleks disederhanakan menjadi struktur yang lebih sederhana. Hal ini dilakukan dengan menghindari kesulitan dalam menganalisa.
            Seringkali permodelan matematika muncul dalam bentuk yang tidak ideal, sehingga tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan metode analitik untuk mendapatkan solusi sejatinya (exact solution).
            Dengan menggunakan metode numeric, solusi exact daripersoalan yang dihadapi tidak akan diperoleh. Metode numeric hanya bisa memberikan solusiyang mendekati atau menghampiri solusi sejati sehingga solusi numeric dinamakan juga solusi hampiran (approximation solution). Pendekatan solusi ini tentu saja tidak tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara keduanya.
            Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai Metoda Numerik untuk Solusi Rangkaian Listrik. Program yang digunakan natinya adalah Matlab 7.

B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mencari solusi rangkaian listrik secara numeric.
2.      Merupakan tugas akhir dari mata kuliah Pemrograman Komputer.


BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Rangkaian Listrik
               Rangkaian listrik merupakan suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai dari titik yang dimaksud akan kembali lagi ke titik tersebut tanpa terputus dan tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh.
   Pembatasan elemen atau komponen listrik dikelompokkan ke dalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energy dalam dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus. Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energy, dapat dikelompokkan menjadi elemen yang hanya dapat menyerap energy dalam hal ini hanya terdapat pada komponen resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan symbol R, dan komponen pasif yang dapat menyimpan energy juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu komponen atau elemen yang menyerap energy dalam bentuk medan magnet dalam hal ini inductor atau sering juga disebut sebagai lilitan, lilitan atau kumparan dengan symbol L, dan komponen pasif yang menyerap energy dalam bentuk medan magnet dalam hal ini adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan kondensator dengan symbol C.
Menurut Hamdhani (2005). Rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan elemen atau komponen penyusunnya ditambah dengan rangkaian penghubungnya dimana disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup. Dengan kata lain hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis suatu rangkaian.

B.     Arus Listrik
            Arus merupakan peubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir dalam satuan waktu dengan symbol i (dari kata perancis : intensite), dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan akan bergerak jika ada energy luar yang mempengaruhinya. Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau subbagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bermuatan netral) yang dikelilingi oleh muatan electron (-), normalnya atom bermuatan netral. Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negative. Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah aliran elektrron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan electron dan menjadi muatan negative apabila menerima partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang digunakan untuk mengukur muatan listrik. Symbol :
Q = muatan konstan
q  = muatan tergantung satuan waktu.
Muatan : 1 elektron  = -1,6021 x 10-19 Coulomb.
1 Coulomb = -6,24 x 1018 elektron.
Secara matematis arus didefinisikan :
              
Satuannya : Ampere (A)
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda potensial di suatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimana arah arus positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus negative mengalir sebaliknya.
Macam-macam arus :
1.      Arus searah (direct Current /  DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu, artinya dimana pun kita meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan mendapatkan nilai yang sama.
2.      Arus bolak-balik (Alternatig Current / AC)
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu : T).
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/gambar1.jpg?w=300&h=108
C.     Tegangan
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam Bahasa Inggris voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal / kutub ke terminal / kutub lainnya, atau pada kedua terminal / kutub akan mempunyai beda potensial jika kita menggerakkan / memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke terminal lainnya.
Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energy yang dikeluarkan , sehingga pengertian di atas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energy persatuan muatan.  Secara matematis dapat dirumuskan :
Satuannya : volt (V)
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/gambar2.jpg?w=614
Pada gambar 2, jika terminal / kutub A mempunyai potensial lebih tinggi daripada potensial di terminal / kutub B. maka ada dua istilah yang seringkali dipakai, yaitu :
1.      Tegangan turun / voltage drop
Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke potensial lebih rendah dalam hal ini dari terminal A ke Terminal B.
2.      Tegangan naik / voltage rise
Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke potensial tinggi dalam hal ini dari terminal B ke terminal A.
Pada makalah ini istilah yang akan dipakai adalah pengertian pada item nomor 1 yaitu tegangan turun. Maka jika benda potensial antara kedua titik tersebut adalah sebesar 5 Volt, maka VAB = 5 volt dan VBA = -5 volt.
D.    Resistor (R)
Sering juga disebut dengan tahanan, hambatan, penghantar, atau resistansi dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan pembagi tegangan. Nilai resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri (tergantung dari bahan pembuatnya), panjang bdari resistor itu sendiri dan luas penampang dari resistor itu sendiri.secara matematis :
R =  
Dimana :
= hambatan jenis
= panjang dari resistor
= luas penampang
        Satuan dari resistor : Ohm ()
Jika suatu resistor dilewati olehsebuah arus maka pada kedua ujung pada resistor tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum yang didapat dari percobaan ini adalah hokum Ohm.
                 R = IR

1.      Hubungan seri resistor
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/gambar3.jpg?w=300&h=110
Pembagi tegangan :
                    V1 = iR1
V2 = iR2
V3 = iR3
                                Dimana :

      Sehingga :
2.      Hubungan parallel resistor
Description: C:\Users\SINGGIH\Documents\irwan\bd\gambar4.jpg
Pembagi arus :
Dimana : V = i
Sehingga :  i
 
 i
E.     Metode Numerik
Ada enam tahapan yang harus dilakukan dalam menyelesaikan persoalan dengan metode numeric, yaitu :
1.      Permodelan, semua parameter dalam persoalan dimodelkan dalam bentuk persamaan matematika. Penyederhaannyamodel, model matematika yang diperoleh pada tahap pertama bisa saja masih kompleks. Untuk memudaahkan dan mempercepat kinerja computer, model tersebut disederhanakan dengan membuang parameter yang dapat diabaikan.
2.      Formulasi numeric, setelah model matematika yang sederhana diperoleh, tahap selanjutnya adalah memformulasikannya secara numeric.
3.      Menyusun algoritma dari metode numeric yang dipilih.
4.      Pemrograman, algolritma yang telah disusun diterjemahkan dalam program computer, dengan terlebih dahulu membbuat flowchart-nya kemudian dituliskan dalam bentuk program, misalnya MATLAB.
5.      Operasional, program computer dijalankan dengan data uji coba sebelum menggunakan data sebenarnya.
6.      Evaluasi, bila program sudah selesai dijalankan dengan menggunakan data sesungguhnya, hasil yang diperoleh diinterpretasi. Interpretasi meliputi analisis hasil perhitungan dan membandingkannya dengan prinsip dasar dan hasil-hasil empiric untuk menentukan kualitas solusi numeric.


F.      Matlab
                  Dengan bantuan computer, langkah-langkah metode numeric diformulasikan menjadi suatu program. Perkembangan teknologi yang antara lain mencakup bahasa pemrograman telah melalui beberapa tahap. Pada awalnya bersifat Low Level Language dengan diperkenalkannya bahasa assembly. Disusul perkembangan bahasa dengan tingkat middle dan High Level Language seperti FORTRAN, C++,BASIC/ Visual Basic, pascal, COBOL dan lain-lain.
                  Akhir-akhir ini bahasa script pembahasa script pemrograman dijadikan alternative bagi praktisi karena kemudahannya dalam membuat suatu aplikasi program. Dalam membuat suatu program dapat dilakukan dengan cara yang sangat mudah dengan waktu yang relative lebih singkat dibndingkan dengan menggunakan bahasa Middle dan High Level Language. Makalah ini ditulis dengan perintah yang sangat sederhana, namun dapat mencakup tuntutan untuk menyelesaikan persoalan menganalisi data.
            Sekarang ini MATLAB adalah salah satu bahasa pemrograman yang banyak digunakan. MATLAB mampu menangani perhitungan sederhana seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. MATLAB juga mampu menyelesaikan perhitungan rumit, yang meliputi bilangan kompleks, akar dan pangkat, logaritma, dan fungsi trigonometri. Seperti kalkulator yang dapat deprogram, MATLAB dapat digunakan untuk menyimpan dan mengambil data.
            Dalam MATLAB dapat juga dibuat sekumpulan perintah untuk mengotomatisasi suatu persamaan yang rumit, dan masih banyak lagi kemampuan lain dari MATLAB. Dalam lingkungan MATLAB, kita dapat mengembangkan dan melaksanakan program atau naskah, yang berisi perintah MATLAB. kita juga dapat melaksanakan perintah MATLAB, mengamati hasilnya, dan kemudian melaksanakan sebuah perintah MATLAB lainnya yang berinteraksi dengan data dalam memori, mengamati hasilnya.
            Dalam menyelesaikan data numerik diperlukan beberapa metode dan dari metode-metode tersebut nantinya kita dapat menggunakan sarana komputer untuk membantu menyelesaikan perhitungannya. Di sini akan dikemukakan 4 metode saja yang berhubungan dengan tugas akhir penulis. Metode yang akan penulis gunakan adalah :

1.      Metode Langsung
Metode langsung ini artinya penyelesaian persoalan matematika diselesaikan dengan cara menggunakan alat bantu yang sudah bisa menyelesaikan persoalan tersebut. Metode langsung ini akan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB. Bahasa pemrograman matlab sudah memiliki berbagai fasilitas untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada dan sering muncul. Jadi perintah yang dipakai adalah dengan perintah yang sudah disediakan oleh matlab.
Algoritma Metode Langsung :
A.  Program dimulai
B.   Sebagai persiapan membersihkan layar command window dan menghapus isi   variabel sebelumnya yang tidak berfungsi
C.   Menginput elemen matriks berordo 3×3 ke dalam variabel matriks A
D.    Menginput elemen matriks berordo 3×1 ke dalam variabel matriks C
E.     Menentukan variabel matriks B yang diisi dari hasil perhitungan matriks A dibagi matriks B (perintah ini khusus bahasa program matlab)
F.      Menampilkan hasil elemen matriks B
G.    Program selesai
Flowchart Metode Langsung :



Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/gambar5.jpg?w=163&h=300



2.      Metode Biasa
biasa ini maksudnya adalah bahwa persoalan matematika diselesaikan dengan metode matematika biasa, yang memiliki cara-cara yang sudah lazim digunakan. Dalam persoalan tugas nanti penulis memperoleh persoalan yang merupakan matriks. Jadi berkaitan dengan cara biasa ini nantinya penulis akan menggunakan cara penyelesaian matematika operasi matriks, seperti penggunaan determinan dan lain-lain.
Algoritma Metode Biasa :
A.     Program dimulai
B.     Sebagai persiapan membersihkan layar command window dan menghapus isi variabel sebelumnya yang tidak berfungsi
C.     Menginput elemen matriks berordo 3×3 ke dalam variabel matriks Z
D.    Menginput elemen matriks berordo 3×1 ke dalam variabel matriks C
E.     Mengatur agar variabel angka hanya 5 digit atau dengan format eksponen
F.     Menentukan variabel matriks akhir yang diisi dari hasil perhitungan invers matriks Z dikali matriks C
G.    Menampilkan hasil elemen matriks Iakhir
H.    Program selesai
Flowchart Metode Biasa :



Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/gambar6.jpg?w=159&h=300






3.      Metode Gauss Seidel
Metode Gauss Seidel adalah suatu cara penyelesaian dengan menggunakan iterasi. Kemudian dengan mengubah elemen matriks diagonalnya nol. Untuk memulai perhitungan biasanya akan menggunakan tebakan awal. Algoritma Metode Gauss Seidel :
A.     Program dimulai
B.     Sebagai persiapan membersihkan layar command window dan menghapus isi variabel sebelumnya yang tidak berfungsi.
C.     Menentukan variabel epsilon dengan nilai 0,0001 dan variabel x dengan nilai 0
D.    Menginput elemen-elemen matriks berordo 3×3 ke dalam variabel matriks A
E.     Menginput elemen matriks berordo 3×1 ke dalam variabel matriks C
F.     Menentukan variabel I2, It3 dan iter serta memberikan masing-masing nilai awal 0
G.    Menentukan implikasi dengan syarat x lebih besar atau sama dengan epsilon
H.    Jika Implikasi nomor 7 benar langkah berikutnya mengerjakan nomor 9
I.        Menghitung proses dengan rumusan iter = iter + 1 ; I1=(C1-A(1,2).I2-(1,3).It3)/A(1,1) ; I2=(C2-A(2,1).I1- A(2,3).It3)/A(2,2) ; I3=(C3-A(3,1).I1-(3,2).I2)/A(3,3) ; Iakhir1 = mutlak dari I1; Iakhir2 = mutlak dari I2; Iakhir3 = mutlak dari I3; x = mutlak dari I3-It3; dan It3 = I3;
J.       Menampilkan hasil iter; Iakhir1; Iakhir2; dan Iakhir3
K.     Jika implikasi salah program selesai dan jika implikasi benar mengulangi proses nomor 9



Flowchart Metode Gauss Seidel :



 Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/gambar7.jpg?w=177&h=300





4.      Metode Cramer
Metode adalah metode yang menggunakan dasar perhitungan dengan cara matriks juga, seperti misalnya matriks  maka persamaannya dapat dinyatakan sebagai .Algoritma Metode Cramer :
A.     Program dimulai
B.     Sebagai persiapan membersihkan layar command window dan menghapus isi variabel sebelumnya yang tidak berfungsi
C.     Menginput elemen-elemen matriks berordo 3×3 ke dalam variabel matriks Z
D.    Menginput elemen matriks berordo 3×1 ke dalam variabel matriks C
E.     Mengatur agar variabel angka hanya 5 digit atau dengan format eksponen
F.     Menginput elemen-elemen matriks berordo 3×3 ke dalam variabel matriks A1 dengan elemen samadengan elemen Z kecuali A1(1,1) = C1, elemen A1(2,1) = C2 dan elemen A1(3,1) = C3
G.    Menginput elemen-elemen matriks berordo 3×3 ke dalam variabel matriks A2 dengan elemen samadengan elemen Z kecuali A3(1,3) = C1, elemen A3(2,3) = C2 dan elemen A3(3,3) = C3
H.    Menginput elemen-elemen matriks berordo 3×3 ke dalam variabel matriks A3 dengan elemen samadengan elemen Z kecuali A3(1,1) = C1, elemen A1(2,1) = C2 dan elemen A1(3,1) = C3
I.        Menentukan variabel matriks B1 dengan nilai determinan dari A1 dibagi determinan Z
J.       Menentukan variabel matriks B2 dengan nilai determinan dari A2 dibagi determinan Z
K.     Menentukan variabel matriks B3 dengan nilai determinan dari A3 dibagi determinan Z
L.      Memasukkan nilai nilai mutlak dari B1, B2 dan B3 masing-masing ke dalam varibel Ba1, Ba2 dan Ba3
M.    Menampilkan hasil Ba1, Ba2 dan Ba3
N.     Program selesaI
Flowchart Metode Cramer :





 Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/gambar8.jpg?w=257&h=300















BAB III
APLIKASI DAN PEMBAHASAN 
A.    Aplikasi
Apabila diketahui suatu rangkaian listrik seperti Gambar 5, maka besar arus untuk masing-masing hambatan dapat dicari menggunakan metoda numerik.
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/gambar9.jpg?w=300&h=152
 Gambar 5. Rangkaian Listrik untuk Tiga Resistor dan Dua Tegangan
Untuk memperoleh tiga buah persamaan tersebut, kita gunakan hukum tegangan Kirchoff pada tiap lup arus.
 Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/gambar10.jpg?w=300&h=111
Persamaannya adalah :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus13.jpg?w=614
Apabila kita susun kembali, maka :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus14.jpg?w=614
Dari tiga persamaan di atas dapat kita buat ke dalam bentuk operator matrik menjadi :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus15.jpg?w=614
Berdasarkan data soal yang ada, maka dapat kita inputkan nilai resistor dan tegangan masing-masing, sehingga :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus16.jpg?w=614
Dari persamaan matrik ini, maka dapat diselesaikan persoalan tersebut dengan menggunakan beberapa metoda numerik. Diantaranya :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus17.jpg?w=614

1.      Metode Eliminasi Gauss
Karena diagonal A baris pertama 0, maka ditukar letaknya dengan baris lain. Maka :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus18.jpg?w=614
Matrik augmentasinya menjadi :
Langkah selanjutnya menjadikan matrik triangularisasi dengan cara menjadikan baris ketiga kolom kedua bernilai 0.
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus19.jpg?w=300&h=143
Matrik triangularisasinya menjadi :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus20.jpg?w=614
Maka arus masing-masing hambatan :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus21.jpg?w=300&h=88
2.      Metode Cramer
Matrik yang digunakan :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus22.jpg?w=614
Determinan matrik A adalah :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus23.jpg?w=300&h=87
Solusi numeriknya adalah :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/rumus24.jpg?w=614
B.     Pembahasan
Berdasarkan metoda numerik yang sudah diselesaikan pada bagian aplikasi, maka hasilnya dapat diuji ke dalam program yang telah dirancang algoritma dan diagram alirnya. Program yang dibuat adalah :
1.      Metoda Langsung (perintahnya sudah ada pada fasilitas program MATLAB)  
Setelah menginputkan matrik A dan matrik C, perintah selanjutnya yang diketikkan hanya :B=A\C; Maka elemen matrik B merupakan penyelesaian dari permasalahannya. Seperti pada contoh berikut ini :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e1.jpg?w=295&h=300
Apabila program ini kita Run, maka hasilnya adalah :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e2.jpg?w=300&h=215
Pada bagian hasil jelas terlihat nilai arus masing-masing resistor yang nilainya mendekati atau hampir sama dengan hasil pencarian pada bagian aplikasi tadi.
2.      Metoda Biasa (perintahnya sudah ada pada fasilitas program MATLAB).
Setelah menginputkan matrik Z dan matrik C, perintah selanjutnya yang diketikkan hanya :
format short g ;
i 1akhir= abs(i(1));
i 2akhir= abs(i(2));
i 3akhir= abs(i(3));
Maka elemen matrik B merupakan penyelesaian dari permasalahannya. Seperti pada contoh berikut ini :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e3.jpg?w=241&h=300
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e4.jpg?w=300&h=184
Apabila program ini kita Run, kita harus menginput nilai persamaannya dalam bentuk matrik terlebih dahulu.
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e5.jpg?w=300&h=258
Maka hasilnya adalah :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e6.jpg?w=300&h=222
Pada bagian hasil juga jelas terlihat nilai arus masing-masing resistor yang nilainya mendekati atau hampir sama dengan hasil pencarian pada bagian aplikasi tadi.


3.      Metoda Gauss Siedel
Setelah menginputkan matrik Z dan matrik C, maka hasil iterasi akhir merupakan penyelesaian dari permasalahannya. Seperti pada contoh berikut ini :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e8.jpg?w=209&h=300
Hasil program Gauss Siedel jika di Run adalah :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e9.jpg?w=277&h=300
Pada iterasi bagian terakhir terlihat bahwa nilai arus masing-masing resistor mendekati atau hampir sama dengan hasil pencarian pada bagian aplikasi tadi dan sama dengan program lainnya.
4.      Metoda Cramer
Setelah menginputkan matrik Z dan matrik C, maka hasil I1, I2, dan I3 merupakan penyelesaian dari permasalahannya. Seperti pada contoh berikut ini :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e101.jpg?w=300&h=285
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e11.jpg?w=296&h=300
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e12.jpg?w=300&h=240
Maka hasilnya adalah :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e13.jpg?w=300&h=231
Pada bagian terakhir terlihat bahwa nilai arus masing-masing resistor mendekati atau hampir sama dengan hasil pencarian pada bagian aplikasi tadi dan sama dengan program lainnya.
5.      Metoda Eliminasi Gauss
Hasil I1, I2, dan I3 merupakan penyelesaian dari permasalahannya. Seperti pada contoh berikut ini :
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e14.jpg?w=222&h=300
Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e15.jpg?w=300&h=248
Hasil Metoda Eliminasi Gauss
 Description: http://amigailr.files.wordpress.com/2011/07/e16.jpg?w=300&h=233
Pada bagian terakhir terlihat bahwa nilai arus masing-masing resistor mendekati atau hampir sama dengan hasil pencarian pada bagian aplikasi tadi dan sama dengan program lainnya.








BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi yang telah dibahas pada makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan dalam bidang ilmu pengetahuan fisika murni maupun terapan dapat diselesaikan secara numerik. Hal ini dikarenakan oleh suatu perhitungan dengan data numerik membutuhkan ketelitian dan akurasi yang cukup baik. Serta untuk menghindari kesulitan dalam analisa.
Dengan menggunakan metode numerik, solusi exact dari persoalan dapat dipecahkan. Tetapi metode numerik hanya bisa memberikan solusi yang mendekati atau menghampiri solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran (approximation solution). Pendekatan solusi ini tentu saja tidak tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara keduanya.
Dalam memecahkan permasalahan rangkaian listrik ini diperlukan suatu persamaan yang dapat diubah ke dalam bentuk matrik. Apabila programnya dialankan maka akan memperoleh hasil yang cukup memuaskan dengan selisih kesalahan yang cukup kecil.
B.  Saran
Saran penulis adalah  jangan  mudah putus asa dan lakukan pengembangan program ini secara terus menerus sehingga nantinya didapatkan suatu solusi permasalahan yang memiliki nilai keakuratan yang lebih tinggi lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Cekmas Cekdin. 2005. Teori dan Contoh Soal Teknik Elektro. Andi ; Yogyakarta.

Duane Hanselman & Bruce Littlefield. 2000. MATLAB Bahasa Komputasi Teknis. Andi ; Yogyakarta.

Hamdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik. STTTELKOM ; Bandung.

http://www.google.com                           

http://amigailr.wordpress.com/2011/07/18/metoda-numerik-untuk-solusi-rangkaian-listrik-menggunakan-matlab-7/

Yudhi Munadi, 2008, Media Pembelajaran, Gaung Persada Perss.








Post a Comment

أحدث أقدم